Sabtu, 16 Februari 2013

Bioteknologi Konvensional

Bioteknologi konvensional adalah bioteknologi yang memanfaatkan mikroorganisme (mikrobia) dalam proses biokimiawi dan proses genetik alami (mutasi). Beberapa ciri atau sifat dari bioteknologi konvensional, antara lain: masih menerapkan teknik-teknik biologi, bioteknologi, dan rekayasa genetika yang terbatas, masih menggunakan mikroorganisme seadanya, belum mengembangkan teknik sampai tingkatan molekuler yang terarah, belum sepenuhnya steril (bebas dari mikrobia yang tidak diinginkan), jumlah produknya relatif sedikit, serta kualitasnya belum terjamin. Fermentasi merupakan salah satu contoh dari penerapan bioteknologi konvensional dan telah digunakan dalam menghasilkan produk, baik dalam skala kecil maupun industri besar (misalnya: tauco, kecap, minuman anggur, dan sake). Kalian tentunya sering menjumpai pula beberapa produk fermentasi yang bersifat khas dalam masyarakat (indegenous fermented food). Contohnya adalah industri tempe dan tape. (Baca juga : Bioteknologi Modern)

Produk-produk lain dari bioteknologi konvensional, antara lain:

Bahan bakar
metana, etana, dan propana
Enzim
enzim -amilase, lipase, dan proteinase
Metabolit primer
asam-asam organik dan alkohol
Metabolit sekunder
zat warna dan antibiotik
Asam amino
zat glutamat dan lisin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar